Jika terdapat alam semesta di luar semesta alam, maka ditilik dari sudut pandang probalitas dan statistic, setiap multiverse sesuai dengan kemungkinan hasil yang berbeda dari setiap peristiwa.
Fisikawan teoritis dari Universitas
Columbia, New York mengemukakan konsep individu terhadap multiverse alam
semesta. Menurutnya kita memiliki cara untuk membuktikan keberadaan
multiverse, jika multiverse itu eksis, alam semesta akan menjadi lebih
tidak menentu.
Melansir laporan media
asing, beberapa teori fisika yang berasal dari konsep multiverse,
membuat misteri alam semesta menjadi lebih rumit dan membingungkan.
Menurut teori multiverse, bahwa di luar alam semesa kita masih ada
semesta alam lainnya, dan yang lebih menakjubkan, evolusi semesta ala
mini bervariasi, beberapa di antaranya memiliki kehidupan dan juga
sebaliknya, bahkan tidak ada benda langit apa pun.
Jika
multiverse itu eksis, maka kita tampaknya sangat beruntung, karena
munculnya alam semesta kita saat ini mendukung kehidupan, namun, ilmuwan
juga menemukan hal yang disayangkan, alam semesta kita akan menghadapi
suatu proses keakhiran, yang menunjukkan bahwa multiverse di tempat
hunian kita ini dapat mendukung kehidupan, namun, bukan berarti tidak
terbatas.
Kalau begitu, bagaimana
bisa kita ketahui, apakah kita hidup di dalam mutiverse semesta alam ?
Brian Greene, fisikawan teoritis dari Columbia University, New York
menuturkan, bahwa beberapa versi dari multiverse tampak mudah untuk
dikonfirmasi, menurut maket yang mereka dalami saat ini dapat mengetahui
dengan jelas apakah multiverse itu eksis. Misalnya, teori string
multiverse, menurut model teori string dapat diketahui alam semesta itu
bagaikan selapisan tiga dimensi raksasa. Jika ada alam semesta di luar
semesta alam, maka kita dapat mendeteksi keberadaan alam semesta lain di
setiap sudut alam semesta, Large Hadron Collider (cincin "Akselerator
Partikel" dan "Atom-Smasher" raksasa) dari pusat penelitian nuklir Eropa
dapat melakukan penyelidikan terkait.
Selain
itu, teori ekspansi juga menyiratkan adanya multiverse, menurut para
ilmuwan bahwa alam semesta itu berasal dari big bang, dan melahirkan
multiverse yang tak terhitung banyaknya. Setiap kondisi fisik alam
semesta itu tidak sama, hal ini sama seperti banyaknya gelembung busa,
antara alam semesta akan terjadi tabrakan, dan akibat dari tabrakan itu
bagaikan stempel radiasi yang tertinggal di balik gelombang mikro alam
semesta masa permulaan.
Tim peneliti
begitu gembira ketika menemukan sinyal gelombang gravitasi dalam radiasi
di balik gelombang mikro itu, karena informasi ini menunjukkan
eksistensi multiverse.
Jika
multiverse itu eksis, maka mungkin menghasilkan beberapa hasil yang
ganjil. Menurut kesimpulan dari probalitas dan statistic, setiap
multiverse itu sebenarnya berada dalam kondisi evolusi yang tidak sama,
artinya bahwa ada planet Bumi di dalam multiverse tertentu, dan mungkin
di atas bumi tersebut ini tidak berpenghuni. Hal ini menunjukkan bahwa,
multiverse itu perlu di selidiki lebih dalam setiap peristiwa yang
mungkin terjadi dari sudut pandang teori probalitas, setiap multiverse
bisa sesuai dengan berbagai akhir kemungkinan dari suatu peristiwa.
(tech.qq/jhon/ran)