Tentang Alchemist

July 18, 2016
AlchemistPada beberapa cerita kita sering mendengar tentang adanya ilmuwan-ilmuwan zaman dahulu yang berusaha mengubah besi menjadi emas, membuat ramuan keabadian, dsb. Apakah mereka mengada-ada,apakah mereka itu hanya cerita bohong?
Tidak! mereka memang ada, dan mereka tidak mengada-ada. Mereka dapat kita golongkan sebagai ilmuwan, dan dapat juga kita golongkan sebagai penyihir. Nah penggabungan ilmuwan dan penyihir inilah yang disebut dengan "Alchemist".

Apa itu alchemist?
Alchemist adalah orang-orang yang mempelajari tentang alkimia. Apa itu alkimia? Alkimia adalah ilmu kimia yang didasari dengan paham spiritual sehingga bertujuan untuk membuat benda-benda atau materi-materi yang tidak masuk akal, dan bertujuan untuk melawan hukum alam. Kata alkimia berasal dari Bahasa arab al-kimiya atau al-khimiya (الكيمياء atau الخيمياء), yang mungkin dibentuk dari partikel al- dan kata Bahasa Yunani khumeia (χυμεία) yang berarti "mencetak bersama", "menuangkan bersama", "melebur", "aloy", dan lain-lain (dari khumatos, "yang dituangkan, batang logam"). Etimologi lain mengaitkan kata ini dengan kata "Al Kemi", yang berarti "Seni Mesir", karena bangsa Mesir Kuno menyebut negerinya "Kemi" dan dipandang sebagai penyihir sakti di seluruh dunia kuno.

Materi yang paling terkenal dicoba dibuat oleh para alchemist adalah Grand Elixir of Immortality, yaitu ramuan yang bisa memanipulasi umur dan regenerasi sel manusia menjadi tidak terbatas sehingga bisa dikatakan abadi. Para alchemist dari daratan Cina lah yang pertama kali mengkaji dan mencoba membuat ramuan ini.
Alchemist

Kedua adalah mencoba membuat Philosopher's Stone yaitu materi yang bisa mengubah logam biasa menjadi emas(Chrysopoeia). Transmutasi logam biasa menjadi emas melambangkan upaya menuju kesempurnaan atau ketinggian tertinggi eksistensi. Ahli alkimia meyakini bahwa seluruh alam semesta sedang bergerak menuju keadaan sempurna; dan emas, karena tak pernah rusak, dianggap zat yang paling sempurna. Dengan mencoba mengubah logam biasa menjadi emas, mereka sebenarnya mencoba membantu alam semesta. Maka, cukup logis jika mereka berpikir bahwa dengan memahami rahasia ketakberubahan emas, mereka akan menemukan kunci untuk menangkal penyakit dan pembusukan organik; demikianlah pertautan antara tema-tema kimiawi, spiritual, dan astrologi menjadi ciri-ciri alkimia zaman pertengahan.

Meskipun kedua hal diatas sangat populer, belum ada laporan yang menyatakan keberhasilan para alchemist untuk membuatnya. Setidaknya sampai berita menggemparkan tentang alchemist Count St. Germain. St. Germain adalah orang yang rumornya memiliki hidup abadi dari Elixir of Life yang diciptakannya. Hal ini didukung oleh kemunculan dan andilnya dalam kejadian-kejadian besar selama beberapa abad.Banyak rumor yang menyatakan bahwa St.Germain adalah Merlin yang ada di legenda Raja Arthur.

Nah, apa kaitan mereka dengan sihir?
AlchemistJelas sangat berkaitan. Sihir-sihir yang pernah dipertunjukkan manusia sekarang ini adalah hal sederhana dalam alkimia. Para alchemist dapat membuat api dari jarinya hanya dengan menggunakan senyawa dan campuran bahan kimia tertentu. Semua hal yang tidak masuk akal yang kita sebut dengan sihir, adalah hal yang sangat lumrah dan logis di dunia alkimia.


Pada umumnya, orang menganggap ahli alkimia sebagai ahli pseudosains yang berupaya mengubah timah menjadi emas, meyakini bahwa semua materi tersusun atas empat unsur tanah, udara, api, dan air, dan mengulik pingiran mistisisme dan Sihir. Dari sudut pandang masa kini, upaya dan keyakinan mereka dianggap memiliki keabsahan terbatas, tetapi kalau mau objektif, kita harus menilai mereka dalam konteks zaman mereka. Mereka mencoba menjelajahi dan menyelidiki alam sebelum tersedianya sebagian besar alat dan praktik ilmiah dasar, dan alih-alih bergantung pada pegalaman, tradisi, pengamatan dasar, dan mistisisme untuk mengisi lobang-lobang ini.

Untuk memahami para ahli alkimia, cobalah merenungkan betapa ajaibnya perubahan suatu zat menjadi zat lain, yang menjadi dasar metalurgi sejak dimulainya ilmu ini pada akhir zaman Neolitikum, bagi kebudayaan yang tidak memahami fisika atau kimia secara formal. Bagi ahli alkimia, tak ada alasan kuat untuk memisahkan dimensi kimiawi (material) dengan dimensi penafsiran, perlambangan, atau filsafat. Pada masa itu, fisika yang tak memiliki wawasan metafisika dianggap tak lengkap seperti halnya metafisika yang tak memiliki perwujudan fisik. Jadi, lambang dan proses alkimia biasanya memiliki baik makna batiniah yang merujuk pada perkembangan spiritual praktisinya, maupun makna material yang berkaitan dengan perubahan fisik zat.

Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa Alkimia adalah protosains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika, metalurgi, kedokteran, mistisisme, dan agama.
Source :  Gabriel
Previous
Next Post »