Showing posts with label Science News. Show all posts
Showing posts with label Science News. Show all posts

Niat (Pikiran) Buruk Dapat Menghasilkan Racun Dalam Tubuh

June 29, 2014
Niat (Pikiran) Buruk Dapat Menghasilkan Racun Dalam Tubuh

Sebuah majalah di AS pernah menerbitkan sebuah laporan penelitian berjudul "perasaan tidak menyenangkan dapat menimbulkan racun". Isi terkait menyebutkan, "Di laboratorium psikologi, menunjukkan niat buruk manusia, dapat menyebabkan perubahan kimia secara fisiologis, yang mengakibatkan suatu racun meresap ke dalam darah."

Seseorang dalam kondisi mental yang normal, dimana jika mengembuskan kelegaan (hatinya) ke dalam secangkir es, ia akan mengembun, dan itu merupakan suatu benda transparan tak berwarna. Namun, begitu suasana hatinya dalam keadaaan marah, benci, murka, iri, maka benda yang mengembun itu akan menunjukkan warna yang berbeda, dan jika dianalisis secara kimia, maka hasilnya akan tampak mengandung racun.

Sementara artikel lain terkait ditulis oleh Dr William (mantan kepala Food Inspection Agency) di Amerika. Dalam artikel terkait disebutkan, "Ketakutan dan teror, dapat menyebabkan suatu cairan tertentu di dalam tubuh menjadi racun, meresap ke dalam organ, sehingga mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh, lalu timbul penyakit. Sebaliknya, jika suasana hati seseorang itu selalu ceria dan gembira!", selalu berpikiran positif (niat baik), dapat membuat cairan itu menjadi bersih dan bening, sehingga menghasilkan perubahan fisiologis, dan mendapatkan kebahagiaan serta kesehatan spiritual."

Jika Anda bertanya mengapa bisa berefek sedemikian rupa? Hal ini tergolong "ilmu esok hari". Saat ini, masih ada lagi sebuah fenomena misterius yang membingungkan.

Salah seorang ilmuwan mengatakan, bahwa kondensat yang lahir dari rasa dengki, kerap dapat menjadi racun kematian dalam beberapa menit bagi seekor Cavia (Tikus Belanda). Ketika seorang ibu menyusui anaknya dalam keadaan marah, maka sang bayi kerap akan muntah. Secara ilmiah bahkan juga menunjukkan, bahwa kecemasan dapat merusak kesehatan manusia. Sebaliknya, suasana hati bahagia, akan menghasilkan zat kimia yang bermafaat bagi tubuh manusia itu sendiri, yang dapat merangsang pertumbuhan sel dan energi. (bayvoice/jhon/ran)

Niat (Pikiran) Buruk Dapat Menghasilkan Racun Dalam Tubuh

Jiwa Tidak Mati, Ilmuwan Buktikan Lewat Mekanika Kuantum

June 10, 2014
Jiwa Tidak Mati, Ilmuwan Buktikan Lewat Mekanika Kuantum
Profesor Robert Lanza dari Fakultas Kedokteran di Wake Forest University, North Carolina, AS, membuktikan bahwa “jiwa tidak mati” dengan ilmu mekanika kuantum. (Getty Images)

Apa yang menandai kematian seseorang? Berakhirnya segala sesuatu? Atau dimulainya perjalanan sebuah jiwa baru?

Meskipun di kalangan masyarakat maupun kultivator beranggapan bahwa jiwa (roh) tidak musnah atau mati, dan juga yang percaya pada reinkar­nasi, namun ilmu pengetahuan masih terus menyangkalnya karena tidak bisa menemukan bukti.

Jiwa tidak mati, pemahaman baru ilmu pengetahuan

Belum lama ini Profesor Robert Lanza, seorang ilmuwan Amerika Serikat yang berhasil membuk­tikan bahwa jiwa tidak mati dengan menggunakan ilmu mekanika kuantum dan teorinya tersebut telah diberitakan secara luas di berbagai media massa dunia. Hal ini menjadi sorotan masyarakat luas, dan se­cara tidak langsung membuktikan pemahaman yang telah lama ada di kalangan kultivasi.

Profesor Robert Lanza, dosen di Fakultas Kedokteran Wake Fo-rest University, North Carolina, AS lewat penelitiannya menemukan dalam ilmu mekanika kuantum cu­kup membuktikan bahwa setelah meninggal seseorang tidak sirna, kematian hanyalah ilusi yang dise­babkan oleh tingkat kesadaran ma­nusia.

"Saat jantung seseorang berhenti berdetak dan aliran darah berhenti mengalir, adalah kondisi dimana elemen ma­teri dalam keadaan berhenti, sinyal kesadaran manusia masih berfung­si, atau dengan kata lain, selain ke­giatan fisik, masih ada 'informasi kuantum' yang melampaui aktivi­tas fisik, atau dengan bahasa awam disebut jiwa," kata Lanza.

Lanza juga mengemukakan teo­ri Biocentrism untuk mendukung pandangannya tersebut: makhluk hidup menciptakan alam semesta, adanya kesadaran seseorang baru akan ada alam semesta, kehidupan yang konkrit dan makhluk hidup adalah pusat dari dunia yang se­benarnya, kemudian baru akan ada alam semesta. Alam semesta sendiri pada dasarnya tidak bisa menciptakan kehidupan. Kesadaran membuat dunia menjadi lebih ber­makna, waktu dan ruang hanyalah perangkat kesadaran manusia. Pan­dangan terhadap alam semesta se-perti ini sangat menyerupai pema­haman dalam agama dan kalangan kultivasi terhadap alam semesta, yakni kesadaran Sang Maha Pen­cipta yang menciptakan alam se­mesta dan kehidupan.

Penemuan Lanza ini membuat silang pendapat antara "paham ma­terialisme" dengan "paham spiri­tualisme" menjadi tidak bermakna sama sekali, dari satu sisi mem­buktikan kebenaran dalam prinsip di tengah kalangan kultivator yak­ni "materi dan spirit berkarakter sama".

Orang yang memeluk agama/ kepercayaan memercayai bahwa jiwa (roh) itu tidak mati, atau ada yang percaya pada reinkarnasi, dan tidak sedikit orang pernah mengalami mati suri (mati lalu hidup kembali). Dua tahun lalu, fisikawan Inggris bernama Roger Penrose bersama Profesor Stuart Hamerove, wakil ketua Awareness Research Center dari Arizona State University, AS telah berhasil mem­buktikan kebenaran pengalaman mati suri.

Mereka mengemukakan, saat seseorang meninggal dunia substansi kuantum yang memben­tuk roh, kemudian meninggalkan sistem saraf dan memasuki alam semesta, pada saat itu terjadilah pengalalaman mendekati ajal. Saat pasien mengalami saat-saat kema­tian itu, roh meninggalkan tubuh fisik dan kembali ke alam semesta, jika pasien siuman kembali, rohnya juga masuk kembali ke dalam tu­buh fisik.

Profesor Hamerove lebih lan­jut berpendapat, roh terbentuk dari materi yang paling mendasar dari alam semesta, yang mungkin eksis secara bersamaan dengan waktu. Sedangkan otak manusia hanya semacam alat penerima dan pem­besar pada kesadaran seseorang (suatu struktur yang terdapat di dalam dimensi yang telah ada). Pemahaman Hamerove ini juga cukup mendekati prinsip di kalangan kultivasi. Dalam dunia kulti­vasi, otak dianggap sebagai sebuah pabrik yang pada dasarnya tidak menghasilkan kesadaran pikiran, fungsi utamanya adalah menerima informasi dari alam semesta yang diubah menjadi bahasa untuk ke­mudian diekspresikan. Lalu dimanakah letak roh terse­but?

Menurut Profesor Lanza, roh tidak hanya dapat eksis di alam se­mesta kita ini, tapi juga bisa eksis di alam semesta lainnya. Energi dari kesadaran roh mungkin akan dipanggil kembali untuk dimasuk­kan pada tubuh fisik yang lain pada titik tertentu. Di saat yang sama, roh tersebut eksis di dunia nyata tertentu di luar tubuh fisik tersebut, yang sangat mungkin merupakan alam semesta yang lain. Ungkapan ini pun membuktikan kebenaran re­inkarnasi dari sudut pandang ilmu pengetahuan.

Jiwa Tidak Mati, Ilmuwan Buktikan Lewat Mekanika Kuantum
KIRI: Fisikawan Inggris, Roger Penrose, mengemukakan, saat seseorang meninggal dunia, substansi kuantum yang membentuk roh kemudian meninggalkan sistem syaraf dan memasuki alam semesta, pada saat itu terjadilah kematian. TENGAH: Profesor Robert Lanza dari Fakultas Kedokteran di Wake Forest University, North Carolina, AS, membuktikan bahwa “jiwa tidak mati” dengan ilmu mekanika kuantum. KANAN: Profesor Hamerove lebih lanjut berpendapat, roh terbentuk dari materi yang paling mendasar di alam semesta, yang mungkin eksis secara bersamaan dengan waktu. Sedangkan otak manusia hanya semacam alat penerima dan pembesar pada kesadaran seseorang. (Getty Images)

Jiwa Tidak Mati, Definisi Di Ka­langan Kultivasi Sejak Dulu
Roh yang disebut oleh ma­syarakat Barat, dikenal dengan istilah Yuan Shen (jiwa primer) di kalangan kultivasi Timur. Baik di kalangan aliran Buddha maupun aliran Tao, menganggap Yuan Shen tidak mati. Matinya suatu kehidupan hanyalah kematian pada tubuh fisiknya saja, sedangkan Yuan Shen akan kembali terlahir lagi, mema­suki perjalanan hidup yang lain. Dan bukan hanya manusia saja yang memiliki Yuan Shen, makhluk hidup apa pun memiliki roh (Yuan Shen). Hal ini juga sudah dibukti­kan secara ilmiah sejak lama.
Perbedaan terbesar ketika kalangan kultivasi dan ilmu­wan menelaah misteri kehidupan adalah: kalangan kultivasi menga­mati alam semesta dari pandangan mikro hingga keseluruhan pandangan makro, melihat keseluruhan bidang/ tingkatannya, dan bukan hanya melihat pada suatu titik. Sedangkan metodologi pada ilmu pengetahuan adalah memulai dari satu titik (seperti: molekul), lalu dilakukan penelitian semakin men­dalam (dari molekul, kemudian atom, lalu inti atom, proton, dan seterusnya) .
Jadi di kalangan kultivasi dike­nal, seluruh lapisan molekul adalah satu dimensi, atom yang memben­tuk molekul adalah suatu dimensi lain yang lebih besar dan lebih makro lagi. Itu sebabnya, disaat sebuah kehidupan mati, itu hanyalah terurainya struktur molekul di bagian terluar jasadnya saja, tubuh di tingkatan yang lebih mikro lagi (yang terbentuk oleh atom) masih tetap eksis di dalam dimensi atom yang membentuknya.
Sementara Yuan Shen (jiwa primer), di kalangan kultivasi jus­tru dipandang sebagai kehidupan abadi yang sebenarnya, baik itu tubuh fisik manusia, atau jasad hewan maupun tumbuhan, hanya merupakan media yang ditempati oleh Yuan Shen saja, sebagai tem­pat roh itu berdiam selama menyelesaikan misi di dalam alur kehidupannya. Inilah yang disebut reinkarnasi. Di kalangan kultivasi beranggapan, sebuah Yuan Shen (roh), apakah akan turun ke neraka untuk menerima hukuman, atau akan terlahir kembali menjadi ma­nusia atau hewan atau tumbuhan, semua itu diputuskan oleh makhluk tingkat lebih tinggi sesuai dengan perilaku kebaikan atau kejahatan yang dilakukan oleh roh tersebut.
Dalam hal ini, penulis lepas bernama Zhuge Mingyang ber­kata, "Topik jiwa tidak mati adalah suatu topik yang maha besar, yang melibatkan kehidupan, alam semesta, moral dan etika, serta berbagai bidang yang melampaui ilmu pengetahuan manusia.Meskipun pembuktian oleh Lanza dan kawan-kawan ten­tang jiwa yang tidak mati itu belum tentu sepenuhnya benar, namun jelas hal ini memiliki makna yang sangat berarti, dan berhasil memecahkan berbagai pantangan di te-ngah kalangan ilmuwan, dan mem­buat orang kembali berpikir akan sumber dari kesadaran pikiran kita ini, makna dan asal kehidupan kita yang sebenarnya, hubungan antara manusia dengan alam semesta, se­bab akibat berbagai perbuatan baik dan jahat, dan lain sebagainya." (sud/rahmat)

Sejarah Eksperimen Kontroversial Uni Soviet: Menghidupkan Hewan Mati

May 15, 2014
Sejarah Eksperimen Kontroversial Uni Soviet: Menghidupkan Hewan Mati

Suasana di pusat Kota Stalingrad setelah dibebaskan dari pendudukan Jerman. (GEORGE ZELMA / WIKIMEDIA COMMONS)

Di balik 'Tirai Besi', Uni Soviet tampaknya 'bermain-main' dengan sesuatu yang lebih jahat daripada yang bisa dibayangkan oleh pikiran waras manusia, yaitu menghidupkan kembali organ dan bagian tubuh yang telah terputus, serta mengembangbiakkan mayat hidup dan binatang mutasi!

Beberapa citra yang paling mengganggu adalah berkaitan dengan percobaan untuk membangkitkan organisme yang telah mati oleh ilmuwan Soviet, Dr. SS Bryukhonenko, yang diadakan di Institut Eksperimental Psikologi dan Terapi, Voronezh, Uni Soviet.

Gambaran mengerikan ditunjukkan dalam video, tentang apa yang terjadi di balik dinding rezim komunis Soviet yang telah hancur itu. Sebuah video percobaan yang berasal pada 1940, yang tersedia melalui arsip publik, memberikan rincian eksperimen dimana bagian hewan yang telah mati (dalam video itu menampilkan anjing), dihidupkan kembali melalui penggunaan mesin.

Demi kredibilitas pemberitaan, saya akan mencantumkan link video, tetapi saya peringatkan bahwa video itu mengandung citra kekerasan dan kekejaman yang ekstrim terhadap hewan. Anda dapat menemukannya disini.

Salah satu segmen video menunjukkan kepala yang terputus seekor anjing dihubungkan ke mesin jantung-paru Bryukhonenko yang disebut 'autojector'. Seiring dengan mesin yang mulai memompa, kepala anjing itu perlahan mulai menunjukkan tanda- tanda kehidupan. Untuk membuktikan bahwa anjing itu telah hidup kembali, para ilmuwan mulai melakukan penyiksaan. Pada satu adegan para ilmuwan tampak mengoleskan cairan asam di dalam lubang hidung sang anjing 'mayat hidup', yang tampak segera menjilatinya. Segmen lain menunjukkan jantung yang telah terpisah masih dapat berdetak melalui bantuan mesin, bersama dengan organ lainnya.

Eksperimen yang aneh dan menyeramkan ini pertama kali ditampilkan dalam Kongres Fisiolog Uni Soviet ke-3 pada 1928.

Sebuah percobaan yang sama dilakukan pada 1954 oleh ilmuwan Soviet, Vladimir Demikhov, namun ia bukannya menjaga anjing tetap hidup dengan mesin, melainkan menghubungkannya ke organ-organ vital dari hewan lain. Anjing zombie berkepala dua milik Demikhov itu bisa dilihat dalam arsip publik video berbahasa Rusia.

Untuk membuat makhluk tersebut, Demikhov memotong anak anjing menjadi 2 bagian tepat di bawah lengan dan mencangkokkannya ke leher anjing dewasa. Dia menciptakan 20 makhluk berkepala dua, namun mereka biasanya tidak berumur panjang karena terjadi penolakan jaringan.

Meskipun hewannya berumur pendek (sekitar satu bulan paling lama), eksperimen Demikhov memiliki efek yang beresonansi, dan terjadi semacam perlombaan dalam hal melakukan 'penghidupan kembali'. Pemerintah AS mendanai proyek serupa bagi Robert White yang pada 14 Maret 1970 berhasil memotong kepala monyet dan menghidupkannya kembali dengan mencangkok kepala tersebut ke tubuh monyet lain yang tanpa kepala. Makhluk itu hanya hidup selama satu hari, dan ia tampak melotot dengan penuh kebencian kepada White.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, White mengatakan bahwa ia dan timnya mampu melakukan transplantasi otak dari organ yang terpisah menjadi binatang yang utuh dan mempertahankannya dalam kondisi kehidupan yang layak selama beberapa hari.

"Kami telah mampu mempertahankan otak di tengkorak, dan di kepala," ujar White.

BBC memberikan kesimpulan, "Maksudnya bahwa berarti monyet itu berada dalam kondisi sadar sepenuhnya, dimana ia bisa melihat, mendengar, merasakan, dan membau karena jaringan saraf yang masih utuh di kepala."

Pasca keberhasilan percobaan ini, White mulai berkeliling negeri untuk mencari dua orang pasien manusia yang bersedia untuk menjalani percobaan ini. Namun ia hanya menemukan seorang cacat Craig Vetovitz, dan tidak dapat menemukan subjek kedua yang bersedia, sehingga 'karya' kontroversialnya itu pun perlahan memudar. (Oscar/rahab)


Sejarah Eksperimen Kontroversial Uni Soviet: Menghidupkan Hewan Mati

Interpretasi Inti Bumi dengan Misteri Hilangnya Bangsa Maya

May 08, 2014
Interpretasi Inti Bumi dengan Misteri Hilangnya Bangsa Maya

Meskipun manusia hidup di bumi, namun, pemahaman tentang bumi hanya seujung rambut. Pengeboran yang paling canggih di dunia sekalipun hanya mampu mengebor lebih dari 10.000 meter dalamnya. Lalu bagaimana wujudnya jika di bawah pengeboran 10.000 meter lagi kedalamannya. Orang-orang hanya bisa menganalisa berdasarkan letusan gunung berapi, gempa bumi, atau beberapa tanah patahan (rengkahan atau retakan pada kulit bumi).

Karena penemuan dunia bawah tanah yang misterius, sehingga "teori bumi berongga" saling dibahas oleh ilmuwan dari berbagai negara. Setelah satelit "landsat 7" AS mengambil secara real citra di lingkaran kutub utara, ditemukan sebuah lubang yang cukup besar di kawasan tersebut, apakah itu merupakan pintu masuk ke dalam inti bumi ?

Sarjana Geofisika umumnya beranggapan, berat bumi adalah jutaan kali-nya 6 triliun ton. Jika internal bumi itu substansi, maka beratnya akan lebih dari itu. Laksamana Bart, seorang petualang kutub utara mengatakan, dia terbang melintasi kutub utara. Pernah masuk ke dalam bumi, itu adalah sebuah dunia bawah tanah yang membentang luas, banyak pepohonan hijau, danau yang indah dan berbagai hewan punah. Benar-benar sebuah taman sentosa di bawah tanah.

Peradaban bangsa Maya pernah menakjubkan dunia. Sementara itu, hilangnya bangsa Maya telah menarik perhatian para ilmuwan dari berbagai negara di dunia. Namun, kemana perginya bangsa Maya itu sebenarnya ?

Para ilmuwan menuturkan, sistem gua dari Yucatan itu multi luas. Namun, apa sebenarnya yang tersembunyi di dalam gua bawah tanah sedalam ratusan kilometer itu, masih merupakan misteri yang belum terpecahkan hingga kini.

Ada ilmuwan yang menuturkan, mungkin bangsa Maya sekarang seperti semut, menjadi makhluk yang hidup di bawah tanah. Dan di bawah tanah itu terdapat sebuah dunia yang misterius.

Arkeolog Brasil yang dipimpin Dr.George membawa 20 siswa ke pegunungan dekat Sao Paulo untuk mencari barang-barang antik suku Indian. Hingga akhirnya menemukan reruntuhan kota bawah tanah yang pernah dihuni manusia bawah tanah. Dr.George menuturkan, bahwa itu adalah sebuah lubang besar yang basah dan gelap. Lagipula dalamnya tak terduga.

Berbagai indikasi menunjukkan, bahwa kota bawah tanah itu telah ada 8000 tahun lamanya. Ada juga yang beranggapan, itu adalah bekas tempat yang pernah dihuni makhluk luar angkasa alias alien. Terlepas apakah bekas peninggalan manusia bawah atau alien, semua itu merupakan perihal bawah tanah. Dan hal itu sendiri merupakan sesuatu yang sangat menakjubkan.

Terkait temuan di bawah tanah itu, banyak terdapat di belahan dunia lainya, namun, dengan skala yang sangat luas seperti itu rasanya tidak terlalu banyak. Di Kentucky, AS, terdapat sebuah lubang bawah tanah Mammoth, berdasarkan pengukuran pada tahun 1972, total panjangnya 297 kilometer, di dalam 5 lapisan atas bawah terdapat 225 saluran ke berbagai arah. 23 corong, tiga sungai bawah tanah, 8 air terjun, 2 danau bawah tanah. Setelah disurvei pada 1985, total panjangnya telah melampaui 361 km.

Ada langit pasti ada bumi, ada surga ada neraka, ada makhluk angkasa luar juga ada muka kuda berkepala sapi. Di saat kita berupaya menjelajahi ruang angkasa, jangan sampai lupa juga menjelajahi bumi di bawah telapak kaki kita.

Medan di bawah tanah mungkin agak sulit untuk dijelajahi, suasana bawah tanah yang gelap gulita, tertutup, kapan saja mungkin akan terjadi bencana. Karena itu, orang dahulu menyebut dunia bawah tanah itu sangat menyiksa, harus menyeberangi lautan api dan jembatan menuju ke alam barzakh (akhirat), rupa manusia yang sangat jelek dengan kepala bertanduk. Tampang seperti kuda dengan lidah menjulur panjang. Inilah yang disebut yamaraja (penguasa neraka).

Dalam cerita "Journey to the Center of the Earth 3D", dikisahkan tentang beberapa ilmuwan yang mengendarai pesawat bawah tanah anti gravitasi dengan kecepatan 3000 kilometer/jam di pusat perjalanan bawah tanah, menjelajahi dunia sekitar bawah tanah.

Di bawah tanah itu menemukan makhluk bawah tanah berbagai bentuk, binatang bawah tanah yang aneh-aneh, tumbuh-tumbuhan bawah tanah yang langka. Sunga-sungai bawah tanah yang panjang dan danau yang luas. Karena keberadaan benda-benda bawah tanah yang memancarkan cahaya, jadi, suasana bawah tanah itu bukan sehamparan hitam pekat seperti yang dibayangkan manusia tapi seberkas sinar terang.

Yang lebih menakjubkan lagi, selama 30 hari dalam petualangan di bawah tanah itu, UFO bawah tanah tidak pernah terpisah dari pesawat penjelajah, saling memberi sinyal, dan di kedalamanan 10.000 meter di dasar pasifik tenyata terdapat sebuah pangkalan UFO.

Einstein mengatakan, "Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan, karena pengetahuan itu terbatas, sedangkan imajinasi meliputi segalanya di dunia. Menggerakkan kemajuan dan merupakan sumber pengetahuan."

Di bawah goresan pena penulis, dunia bawah tanah itu sangat menarik. Meskipun mendebarkan dan mengandung risiko, tapi juga lucu dan menyenangkan. Minyak bawah tanah ada yang berwarna merah, hitam, putih, biru, hijau.

Kunang-kunang genetik yang memancarkan cahaya tampak berwarna warni saat mengepakkan sayapnya. Sehamparan udang dasar laut yang tak pernah mendapat gangguan manusia, beratnya 150 kg per ekor. Dalam eksplorasinya, pesawat penjelajah bertemu dengan gempa bumi yang paling merepotkan manusia, UFO bawah tanah mengirimm pesan itu, dan demi mendapatkan data pertama, ilmuwan di dalam pesawat penjelajah memutuskan untuk menahan gempa bumi ini di kedalaman 8000 meter bawah tanah, sehingga terjadilah suasana yang menegangkan.

Pada kenyataannya, sejak awal manusia sudah memanfaatkan bawah tanah, mulai dari menggali sumur hingga memanfaatkan gua. Setelah peningkatan teknologi modern, manusia mulai membuat atau memperbaiki jalur terowongan di pegunungan. Namun, semua ini hanya selapisan tipis di bumi, sementara di bawah tanah terdapat misteri yang tak terbatas dan potensi yang tak berujung, Di abad ke – 21 ini, semestinya juga merupakan abad pembangunan bawah tanah. (bayvoice/jhon/ran)

Interpretasi Inti Bumi dengan Misteri Hilangnya Bangsa Maya

Kelak Hukuman Selama 8 Jam Bagaikan Seribu Tahun

March 30, 2014
Kelak Hukuman Selama 8 Jam Bagaikan Seribu Tahun

Ilmuwan Inggris mengklaim bahwa masa tahanan selama seribu tahun penjara, suatu hari nanti mungkin akan terwujud, sebab bioteknologi masa depan memungkinkan tahanan berilusi, jelas-jelas baru 8.5 jam menjalani hukuman di penjara, tetapi merasa sudah seribu tahun lamanya.

Dalam sebuh penelitian terkait di University of Oxford, peneliti sedang mengembangkan suatu obat yang dapat membuat waktu seolah-olah terasa lambat, yang membuat tahanan semakin tersiksa bagaikan menjalani masa tahanan ribuan tahun lamanya.

Penelitian yang dipimpin filsuf Rebecca Roache tersebut mengatakan bahwa ada beberapa penjahat keji, yang divonis dengan masa hukuman yang sangat lama, tapi lolos dari siksaan hukuman karena keburu meninggal. Melalui teknologi baru ini, para residivis itu akan merasa seperti hidup terus selama menjalani hukuman, sehingga mendapatkan hukuman yang semestinya.

Roache menjelaskan, "Beberapa obat psikoaktif dapat mendistorsi kesadaran waktu seseorang, anda bisa membayangkan dan mengembangkan suatu obat cair atau pil, yang dapat membuat orang merasa seolah-olah menjalani hukuman penjara selama ribuan tahun lamanya, padahal baru berlangsung beberapa jam."

Mendistorsi kesadaran waktu sudah merupakan teknik interogasi yang ada secara klinis, dapat digunakan pada orang yang tidak dapat membedakan waktu antara siang atau malam di bawah kondisi perubahan cahaya yang tidak biasa atau paparan cahaya yang terus berlangsung.

Kelak Hukuman Selama 8 Jam Bagaikan Seribu Tahun

Metode lain yang sedang dikembangkan tim peneliti tersebut adalah beberapa teknologi yang memungkinkan kecepatan pemikiran para bandit meningkat 1 juta kali lipat dari kecepatan normal, dimana hal itu akan membuat sang tahanan merasa 8,5 jam hukuman yang baru dijalaninya itu seolah-olah terasa ribuan tahun lamanya. Bagi wajib pajak, cara ini akan lebih ekonomis daripada membiarkan mereka benar-benar menjalani hukuman selama satu tahun di penjara.

Roache menuturkan, seiring dengan peningkatan teknologi scaning dan proses perbandingan kerja otak, kelak mungkin dapat mengunggah pemikiran manusia ke komputer. Melalui kapasitas komputer cukup kuat, akan dapat mempercepat kecepatan berpikir ini.

Menurutnya, masalah teknis ini mendorong kita untuk merenungkan masalah umum terkait hukuman. Manusia hanya bisa hidup sekali di dunia, jika membiarkan para pesakitan itu menghabiskan masa-masa terindahnya di balik jeruji penjara seumur hidupnya itu, apakah layak berbuat demikian ? mengubah otak (pikiran) mereka kemudian membebaskannya lagi, apakah lebih manusiawi ?

"Ketika kita mempelajari soal ini, tujuan kita tidak hanya membayangkan seperangkat hukuman di masa depan, tapi mengamati hukuman yang diterapkan hari ini dari sudut pandang masa depan," tutur Roache. (jhon/ran)


Kelak Hukuman Selama 8 Jam Bagaikan Seribu Tahun

Kekuatan Misterius Mengubah Alam Semesta

February 20, 2014
Kekuatan Misterius Mengubah Alam Semesta
Para ilmuwan menganggap ‘energi gelap’ adalah kekuatan pendorong dibalik pengembangan alam semesta, namun, tidak diketahui apa sebenarnya “energi gelap” itu. Tampak dalam gambar adalah galaksi spiral NGC 1365 yang jauhnya 60 juta tahun cahaya dari bumi. (DES Project)

Para ilmuwan mengetahui bahwa alam semesta sedang mengalami pengembangan yang lebih cepat. Menurut mereka 'energi gelap' adalah kekuatan pendorong di balik pengembangannya. Namun, tidak diketahui apa sebenarnya 'energi gelap' itu, sehingga berpaling ke doktrin kuno.

Beberapa sarjana telah menghidupkan kembali konsep 'ether' atau 'quintessence'(Intisari-unsur ke-5) filsuf Yunani kuno. Menurut orang zaman dahulu kala, ether adalah suatu unsur yang murni dan berasal dari surga yang berkesinambungan, berbeda dengan ke-4 unsur lainnya yang membentuk dunia.

Dalam sebuah artikel terkait NASA mengatakan, "Jika ether adalah energi gelap, kita tidak tahu bagaimana rupanya, kita juga tidak tahu materi apa yang berinteraksi dengannya, dan lebih tidak tahu lagi mengapa ia bisa eksis. Karena itu, energi gelap yang akan berkelanjutan merupakan sebuah misteri."

Teori ether modern akan menjadikannya sebagai suatu energi yang terus berubah di lokasi dan waktu yang berbeda. Einstein juga pernah menyebutkan suatu energi ruang yang terjadi dengan cara yang tidak pernah kami amati. Sampai ketika para sarjana mulai meneliti pengembangan alam semesta, mereka baru menyadari bahwa teori gravitasi Einstein mungkin perlu direvisi. Teori gravitasi yang ada sekarang mungkin tidak bisa secara akurat menggambarkan daya tarik antara objek.

Dalam sebuah artikel dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics yang diberikan kepada NASA mengatakan, "Para sarjana umumnya enggan merevisi hukum fisika yang ada sekarang, terutama teori gravitasi Einstein. Namun, beberapa ilmuwan terkemuka kini sedang memeriksa kemungkinan perlunya revisi terhadap teori (Einstein) yang dihormati ini."

Artikel itu lebih lanjut menyebutkan, tidak peduli apa itu energi gelap, namun, massanya yang sudah diketahui menempati 68% di alam semesta. Sedangkan massa misterius (dark matter) lainnya menempati 27%, menyisakan segudang masalah bagi kita. Kita hanya bisa menyelami massa yang hanya tersisa 5% itu. Ini juga hanya suatu gambaran terhadap alam semesta yang sudah diketahui. Alam semesta kemungkinan juga merupakan sebutir pasir yang luas di padang pasir. (joni/rahab)

Kekuatan Misterius Mengubah Alam Semesta