Showing posts with label Astronomi. Show all posts
Showing posts with label Astronomi. Show all posts

Astronom Temukan Lubang Hitam “Siluman” di Galaksi

July 18, 2016
Astronom Temukan Lubang Hitam “Siluman” di GalaksiDiperkirakan “Stealth black hole” atau “lubang hitam siluman” yang berjumlah puluhan ribu hingga jutaan banyaknya ini kemungkinan ada di pusat galaksi kita, dan angka ini diduga ribuan kali jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya.(NASA)

Oleh: Lin Yan

Para astronom menemukan lubang hitam “siluman” jenis baru di pusat galaksi. Mereka memperkirakan lubang hitam tersembunyi ini mungkin ada puluhan ribu atau bahkan jutaan jumlahnya, terutama yang mengejutkan para ilmuwan adalah lubang hitam ini “tidak pernah terdeteksi.”

Lubang hitam yang baru ditemukan ini telah diberi nama VLA J213002.08 + 120.904, atau VLA J2130 + 12. Benda langit VLA J2130 + 12 ini sebenarnya telah terdeteksi para astronom beberapa dekade lalu, hanya saja tidak pernah disimpulkan ia adalah lubang hitam, demikian dlansir dari wired, Selasa, 28 Juni 2016 lalu.

Setelah menganalisis data dari Chandra X-ray Observatory-NASA, Teleskop luar angkasa Hubble dan National Science Foundation’s (NSF) Very Large Array (VLA), para ilmuwan baru menyadari VLA J2130 + 12 ini sebenarnya adalah sistem bintang biner yang tidak jauh dari Bumi, mengandung sebuah bintang dan lubang hitam bermassa kecil. Massa bintang terkait lubang hitam ini hanya sepersepuluh hingga seperlima-nya massa matahari.

Benda langit ini berjarak sekitar 7200 tahun cahaya dari Bumi, terletak di dalam galaksi kita. Para ilmuwan menjelaskan, bahwa benda langit ini tampaknya itu tidak pernah memberikan petunjuk sebagai lubang hitam biner, sehingga tidak bisa segera menemukan keberadaan lubang hitam.

Menurut profesor Bailey Tetarenko, pemimpin studi dari University of Alberta, Kanada, keunikan dari lubang hitam ini adalah ia sangat ‘tenang’ sehingga sekilas terlihat seperti sebuah lubang hitam tersembunyi.

“Biasanya, kita menemukan lubang hitam ketika mereka melahap sejumlah besar materi. Sebelum jatuh ke dalam lubang hitam materi ini akan menjadi sangat panas dan memancarkan sinar-X yang terang. Lubang hitam ini begitu tenang, tapi sebenarnya ia merupakan lubang hitam yang tak terlihat,” kata Tatarenko.

Laporan terkait menyebutkan, bahwa lubang hitam yang ditemukan itu digambarkan sebagai “puncak gunung es.” Karena menurut para ilmuwan, di pusat galaksi masih banyak terdapat lubang hitam yang “misterius” ini, mungkin setidaknya ada ribuan atau bahkan jutaan jumlahnya.

“Saya yakin masih banyak lubang hitam biner ini di pusat galaksi kita,” kata Arash Bahramian, peneliti dan co-penulis yang juga dari University of Alberta, Kanada.

Beberapa lubang hitam yang belum ditemukan mungkin jauh lebih dekat jaraknya dari Bumi dari yang diperkirakan.

“Meskipun jarak lubang hitam ini hanya beberapa tahun cahaya dari Bumi, kita juga tidak perlu khawatir,” ujar Bahkramian menambahkan. (Epochtimes/joni/rmat)
Makalah penelitian terkait telah dipublikasikan di “Astrophysical Journal.”


Astronom Temukan Lubang Hitam “Siluman” di Galaksi

Temuan Menakjubkan, di Luar Alam Semesta Masih Ada Alam Semesta

July 18, 2016
Temuan Menakjubkan, di Luar Alam Semesta Masih Ada Alam Semesta
Keterangan foto: Para ilmuwan menemukan alam semesta di luar dari alam semesta. (Internet)

Oleh: Su Fei

Apakah ada alam semesta di luar alam semesta?

Pertanyaan ini memang tidak bisa dijawab pada 30 tahun silam, namun, sekarang ilmuwan bisa mendapatkan petunjuk dari radiasi di balik gelombang mikro alam semesta yang tersisa dari Big Bang. Radiasi ini terbentuk 380 ribu tahun silam setelah Big Bang, yang banyak berisi informasi terkait pembentukan alam semesta.
Para ilmuwan mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya mereka menangkap sinyal gelombang gravitasi pertama setelah Big Bang. Studi ini tidak hanya membuat kita menemukan berbagai informasi terkait pembentukan alam semesta, sekaligus juga menegaskan teori multiverse alam semesta.

The Owens Valley Radio Observatory yang terletak di California Institute of Technology, California, Amerika Serikat, menemukan bahwa di luar alam semesta masih ada alam semesta. Masing-masing dari alam semesta itu berupa satu persatu sel di dalam materi raksasa! Alam semesta di luar dari alam semesta itu membentuk segenap ruang dengan alam semesta tempat keberadaan kita. Temuan ini serupa dengan gelombang gravitasi awal alam semesta yang pernah ditemukan sebelumnya oleh teleskop BICEP2 di Kutub Selatan pada 2014 lalu. Ketika itu tim ilmuwan Amerika mengumumkan, bahwa mereka telah menemukan sinyal gelombang gravitasi awal dari radiasi di balik gelombang mikro alam semesta, ini adalah temuan yang luar biasa.

Dengan ditemukannya sinyal gelombang gravitasi awal menyiratkan bahwa di luar alam semesta itu masih ada alam semesta. Goncangan/ kejut dari tabrakan multiverse akan tertinggal di dalam sinyal gelombang gravitasi.

Menurut ilmuwan bahwa struktur kumpran kecil dari radiasi di balik gelombang mikro itu adalah sisa dari Big Bang, yang menyebabkan riak ruang-waktu, dan ini dapat disimpulkan bahwa peristiwa pengembangan tajam alam semesta itu memang eksis, frekuensi goncangan atau kejut ini terletak pada frekuensi 150GHz.

The Owens Valley Radio Observatory menemukan bahwa di luar alam semesta masih ada alam semesta. Teori ini dicetuskan pertama kali oleh fisikawan AS Hugh Everett pada 1950. Menurutnya masih ada alam semesta lain di luar alam semesta. Satu-satunya yang tidak sama dengan alam semesta yang kita tempati ini, mungkin di sana (alam semesta lain) tidak ada kehidupan. Ada yang mengandung kehidupan pada periode tertentu, dan kita tidak tahu alam semesta tempat kita berpijak ini masih sanggup bertahan berapa lama lagi dalam menopang kehidupan hidup kita.

Dari sudut pandang probabilitas, bahwa kemungkinan alam semesta telah membentuk multiverse pasca Big Bang. Ada alam semesta yang binasa dengan cepat, ada juga dalam keadaan tidak teratur, dan juga ada yang mengandung kehidupan seperti alam semesta kita ini. Jadi, pada setiap alam semesta dalam multiverse ini tak ubahnya seperti satu sel di dalam materi raksasa, yang secara bersama telah membentuk segenap dimensi ruang-waktu.

Sebenarnya, dari sudut pandang probabilitas, multiverse bisa menjelaskan mengapa alam semesta kita ini begitu unik, jika pengembangannya sedikit tertunda, maka alam semesta kita tidak akan seperti sekarang ini, mungkin sama sekali tidak ada galaksi. Alam semesta kosong melompong tidak ada isinya, sejumlah besar parameter pengembangan alam semesta yang dapat memicu munculnya galaksi dan kehidupan tampak begitu “kebetulan.” Jika terjadi sedikit perubahan saja kita tidak akan bisa mendapatkan kondisi alam semesta seperti sekarang. Oleh karena itu, alam semesta kita ini memiliki sebuah “parameter” yang sesuai dengan lahirnya kehidupan, pungkas ilmuwan. (Secretchina/joni/rmat)

Temuan Menakjubkan, di Luar Alam Semesta Masih Ada Alam Semesta

Lubang Hitam Saluran Memasuki Alam Semesta Lain

June 25, 2014
Lubang Hitam Saluran Memasuki Alam Semesta Lain

Sedemikian kuatnya gravitasi lubang hitam, sehingga cahaya pun tidak akan luput darinya. Lubang hitam biasanya terbentuk setelah ledakan supernova yang keras di bintang tetap. Menurut relativitas umum, bahwa setiap pusat lubang hitam memiliki sebuah "singularity" (keanehan/kekhususan) dengan kepadatan yang tak terbatas. Karakter "Singularity" yang tak terbatas menyiratkan bahwa ruang dan waktu berhenti di sana. Selama ini, para ilmuwan terus berupaya menemukan suatu cara untuk menghindari kegagalan hukum fisika di "singularity".

Menurut penelitian terbaru, pusat lubang hitam mungkin sama sekali tidak terdapat "singularitas" dengan kepadatan tak terbatas, hal ini didasarkan pada penemuan baru atas "loop quantum gravity" (teori gravitasi lingkaran kuantum). Teori "loop quantum gravity" merupakan suatu teori utama yang mencoba menyatukan mekanika kuantum dan teori relativitas umum. Menurut para ilmuwan, bahwa pusat lubang hitam itu hanya berupa wilayah ruang dan waktu yang melengkung. Hal ini juga merupakan cara untuk mengurai "singularitas" dengan menggunakan gravitasi kuantum selama ini.

Sama seperti gravitasi lingkaran kuantum, menggangap "singularitas" Big Bang alam semesta sebagai jembatan menuju ke alam semesta lain, "singularitas" di pusat lubang hitam dapat dipandang sebagai pintu gerbang yang menuju ke area lain alam semesta.

Namun, maket yang digunakan para ilmuwan saat ini sangat sederhana, hanya terdiri dari struktur ruang dan waktu yang melengkung, tidak mengandung substansi yang sebenarnya. Maket itu merupakan bola simetris, tidak seperti lubang hitam sebenarnya yang kehilangan struktur bola simetris karena memiliki rotasi. Oleh karena itu, tugas para ilmuwan berikutnya adalah meningkatkan kompleksitas maket tersebut, menimbangkan material dan faktor-faktor non-simetris, dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih realistis. (bayvoice/jhon/ran)


Lubang Hitam Saluran Memasuki Alam Semesta Lain

Keberadaan Alam Semesta di Luar Alam Semesta

June 21, 2014
Keberadaan Alam Semesta di Luar Alam Semesta
Jika terdapat alam semesta di luar semesta alam, maka ditilik dari sudut pandang probalitas dan statistic, setiap multiverse sesuai dengan kemungkinan hasil yang berbeda dari setiap peristiwa.


Fisikawan teoritis dari Universitas Columbia, New York mengemukakan konsep individu terhadap multiverse alam semesta. Menurutnya kita memiliki cara untuk membuktikan keberadaan multiverse, jika multiverse itu eksis, alam semesta akan menjadi lebih tidak menentu.
Melansir laporan media asing, beberapa teori fisika yang berasal dari konsep multiverse, membuat misteri alam semesta menjadi lebih rumit dan membingungkan. Menurut teori multiverse, bahwa di luar alam semesa kita masih ada semesta alam lainnya, dan yang lebih menakjubkan, evolusi semesta ala mini bervariasi, beberapa di antaranya memiliki kehidupan dan juga sebaliknya, bahkan tidak ada benda langit apa pun.
Jika multiverse itu eksis, maka kita tampaknya sangat beruntung, karena munculnya alam semesta kita saat ini mendukung kehidupan, namun, ilmuwan juga menemukan hal yang disayangkan, alam semesta kita akan menghadapi suatu proses keakhiran, yang menunjukkan bahwa multiverse di tempat hunian kita ini dapat mendukung kehidupan, namun, bukan berarti tidak terbatas.
Kalau begitu, bagaimana bisa kita ketahui, apakah kita hidup di dalam mutiverse semesta alam ? Brian Greene, fisikawan teoritis dari Columbia University, New York menuturkan, bahwa beberapa versi dari multiverse tampak mudah untuk dikonfirmasi, menurut maket yang mereka dalami saat ini dapat mengetahui dengan jelas apakah multiverse itu eksis. Misalnya, teori string multiverse, menurut model teori string dapat diketahui alam semesta itu bagaikan selapisan tiga dimensi raksasa. Jika ada alam semesta di luar semesta alam, maka kita dapat mendeteksi keberadaan alam semesta lain di setiap sudut alam semesta, Large Hadron Collider (cincin "Akselerator Partikel" dan "Atom-Smasher" raksasa) dari pusat penelitian nuklir Eropa dapat melakukan penyelidikan terkait.
Selain itu, teori ekspansi juga menyiratkan adanya multiverse, menurut para ilmuwan bahwa alam semesta itu berasal dari big bang, dan melahirkan multiverse yang tak terhitung banyaknya. Setiap kondisi fisik alam semesta itu tidak sama, hal ini sama seperti banyaknya gelembung busa, antara alam semesta akan terjadi tabrakan, dan akibat dari tabrakan itu bagaikan stempel radiasi yang tertinggal di balik gelombang mikro alam semesta masa permulaan.
Tim peneliti begitu gembira ketika menemukan sinyal gelombang gravitasi dalam radiasi di balik gelombang mikro itu, karena informasi ini menunjukkan eksistensi multiverse.
Jika multiverse itu eksis, maka mungkin menghasilkan beberapa hasil yang ganjil. Menurut kesimpulan dari probalitas dan statistic, setiap multiverse itu sebenarnya berada dalam kondisi evolusi yang tidak sama, artinya bahwa ada planet Bumi di dalam multiverse tertentu, dan mungkin di atas bumi tersebut ini tidak berpenghuni. Hal ini menunjukkan bahwa, multiverse itu perlu di selidiki lebih dalam setiap peristiwa yang mungkin terjadi dari sudut pandang teori probalitas, setiap multiverse bisa sesuai dengan berbagai akhir kemungkinan dari suatu peristiwa. (tech.qq/jhon/ran)

Keberadaan Alam Semesta di Luar Alam Semesta

Lebih 100 Juta Planet Layak Huni Ditemukan

June 20, 2014
Lebih 100 Juta Planet Layak Huni Ditemukan
Di dalam sistem galaktik terdapat sekitar miliaran bintang tetap, laser Southern Observatory Eropa seperti tampak dalam gambar di atas mengarah ke sekitar pusat galaksi.

Melansir media luar negeri, universitas yang terletak di Arecibo, Puerto Rico adalah sebah universitas yang berpaduan besar dengan astronomi, dimana terdapat teleskop radio terbesar satu sisi yang terbesar di dunia, dengan diameter sekitar 300 meter. Saat ini laboaratorium planet layak huni di universitas tersebut menggunakan suatu metode baru untuk menghitung jumlah planet layak huni yang kemungkinan terdapat di dalam galaksi.

Para ilmuwan mendapati bahwa di dalam galaksi mungkin terdapat 100 juta planet yang mendukung kehidupan kompleks, hal ini juga merupakan perkiraan kuantitatif terhadap planet yang memiliki kehidupan. Diameter galaksi kita mencapai 100.000 tahun cahaya, jumlah bintang berada di level miliaran banyaknya, jadi, jumlah planet akan jauh lebih besar lagi.

Alberto, asisten peneliti di Cornell University dan rekan-rekannya menduga bahwa jumlah planet layak huni di dalam galaksi mungkin leih banyak lagi, bentuk kehidupan yang kompleks secara umum eksis di dalam galaksi, apalagi planet yang memiliki bakteri sederhana.

Di tilik secara keseluruhan, jumlah planet di internal galaksi yang mendukung eksistensi kehidupan hampir tersebar di setiap sudut galaksi. Tentu saja, kehidupan yang kompleks itu tidak berarti berupa kehidupan cerdas, sejumlah besar species di atas bumi termasuk bentuk kehidupan yang kompleks, mereka memiliki struktur saraf yang sangat matang, tetapi mereka bukan makhluk cerdas.

Para ilmuwan menyimpulkan sebuah formula setelah menyelidiki hampir lebih dari 1000 exoplanet, yang dapat memasukkan parameter suhu permukaan, densitas, lingkungan atmosfer planet, usia bintang pusat dan radius orbit serta parameter lainnya, hingga akhirnya menghitung apakah mereka memiliki syarat layak huni.

Selain itu, mereka juga dapat menarik indeks kompleksitas biologis, ini merupakan indeks yang dapat mencerminkan sebuah kehidupan planet, misalnya, indeks kompleksitas biologis Europa dalam sistem tata surya relatif lebih tinggi. Dari hasil penghitungan ilmuwan mendapati, bahwa sekitar 1% - 2% indeks kompleksitas biologis planet di dunia lebih tinggi dari Europa, dan Europa dianggap memiliki samudera dasar laut yang eksis secara global.

Di dalam sistem galaktik terdapat sekitar miliaran bintang, dan jumlah planet dengan indeks kompleksitas biologis lebih tinggi mencapai sekitar 100 juta planet, sejauh ini mereka hanya berhasil mengamati sekitar ribuan exoplanet, lagipula jaraknya dengan bumi sebagian besar berada dalam kisaran ribuan tahun cahaya, dan dengan jarak seperti ini berpotensi luar biasa sebagai planet layak huni, misalnya Gliese 581, planet ini jaraknya denga bumi sekitar 20 tahun cahaya. (bayvoice/jhon/ran)

Lebih 100 Juta Planet Layak Huni Ditemukan

Planet Berusia 11,5 Miliar Tahun Layak Huni Detemukan

June 18, 2014
Planet Berusia 11,5 Miliar Tahun Layak Huni Detemukan
Pemandangan orbit kapteyn c yang digambarkan seniman, dengan latar belakang gugus berbentuk bola Centaurus.

Dari stasiun observatorium La Silla di selatan Eropa dan teleskop lainnya, para ilmuwan menemukan exoplanet di sekitar planet Kapteyn yang jauhnya sekitar 13 tahun cahaya dari bumi, berpotensi layak huni, dimana usia planet tersebut mencapai 11.5 miliar tahun.

Melansir media asing, era penemuan explanet dalam skala besar masih belum tiba, tetapi para ilmuwan telah mengidentifikasi hampir ribuan exoplanets, sebagian besar di antaranya merupakan planet gas raksasa, yang secara teori kelahiran, planet mirip bumi merupakan planet yang berpotensi memiliki kehidupan.

Pada 3 Maret lalu, ilmuwan mengumumkan hasil temuan exoplanet terbaru di arah Centuri, yang berpotensi mendukung kehidupan. Calon exoplanet baru yang ditemukan adalah Kapteyn b, dari nama ini dapat diketahui merupakan sebuah exoplanet yang ditemukan di luar program pesawat Kepler, jaraknya dengan bumi sekitar 13 tahunn cahaya, dengan usia mencapai 11.5 miliar tahun.

Perlu diketahui, usia alam semesta juga hanya sekitar 13,7 miliar tahun, yang berarti bahwa asal-usul planet tersebut juga sangat dini, lebih tua sekitar 2.5 kali dari usia bumi, dan planet tersebut sudah ada sejak kisaran 2 miliar tahun silam setelah big bang. Waktu eksistensi yang begitu lama menyiratkan bahwa exoplanet ini kemungkinan terdapat kehidupan, atau pernah ada kehidupan di sana.

Selain Kapteyn b, dalam sistem benda langit tersebut juga terdapat sebuah benda langit yang dinamakan Kapteyn c, orbit dari kedua benda langit ini sangat dekat bintang katai merah dalam sistem tersebut, namun menurut para ilmuwan, bahwa Kapteyn c merupakan exoplanet layak huni, massa-nya sekitar lima kali massa bumi, merupakan sebuah bumi maha besar, dan suhu di permukaan exoplanet Kapteyn c mungkin sangat rendah, tidak cocok untuk hidup.

Bagi tim peneliti, mereka memang tidak membayangkan akan menemukan planet yang berpotensi layak huni di sekitar exoplanet kapteyn, massa bintang tersebut hanya 1/3 dari massa matahari, dan sangat dekat dengan bumi. Melalui teleskop amatir bisa kita saksikan, ia terletak di rasi bintang Pictor, jika disana terbukti merupakan exoplanet yang berpotensi layak huni, maka dipastikan merupakan pos pertama di luar tata surya yang akan dimasuki manusia.

Kapteyn b terletak di dalam wilayah layak huni di sekitar bintang tetapnya yang mendukung keberadaan cairan air, periode orbit 48 hari, sementara Kapteyn c yang lebih jauh periode orbitnya adalah 121 hari, dengan demikian, suhu di permukaan Kapteyn c lebih dingin. (tech.qq/jhon/ran)

Planet Berusia 11,5 Miliar Tahun Layak Huni Detemukan